TUJUAN
Pengerutan polimerisasi
terjadi ketika resin metakrilat mengeras, oleh karena itu kebocoran tepi
restorasi lebih mungkin terjadi pada restorasi resin dibandingkan bahan jenis
lain. Bahan komposit yang ada saat ini tidak memiliki kemampuan untuk
menahan kebocoran tepi, sehingga kebocoran cairan mulut sering terjadi pada
bagian yang berdekatan dengan restorasi. Secara singkat tujuan etsa
asam adalah meningkatkan perlekatan mekanis dan menutup tepi. Prosedur ini
memperluas penggunaan bahan restorasi berbasis resin karena memberikan ikatan
yang kuat antara resin dan email serta memecahkan masalah yang dihadapi oleh
restorasi berbasis resin yaitu perubahan warna di bagian tepi karena kebocoran
tepi restorasi yang berhadapan.1
PENGGUNAAN
Teknik etsa asam membentuk basis bagi kebanyakan prosedur
inovatif kedokteran gigi, seperti retensi logam berikatan resin, vinir berlapis
porselen dan braket ortodontik.1 Secara sistematis, ada 4 hal
yang perlu diperhatikan dalam melakukan etsa asam : metode, waktu, konsentrasi
asam, dan tipe asam yang digunakan.
1. Metode.
Asam fosforik dapat diaplikasikan dalam bentuk gel dengan menggunakan kuas atau
injeksi. 1,2 Kuas lebih dianjurkan karena ujung yang baik
dari kuas akan mengikatkan asam ke enamel pada preparasi chamfer-shoulder dan
bulu kuas yang halus akan mencegah gosokan kasar yang nantinya akan
menghasilkan penurunan retensi akibat fraktur dari enamel interstitial yang
mengelilingi pori-pori yang sangat kecil (micropore).2
2. Waktu.
Waktu yang digunakan untuk etsa asam fosforik tidaklah lama, normalnya 10-60
detik.3 Waktu yang lebih lama tidak akan menambah kekuatan
ikatan. Namun, lamanya pemberian etsa bervariasi tergantung riwayat gigi yang
dietsa. Aplikasi dapat lebih lama (1 menit atau lebih) pada gigi susu dan gigi
yang mengalami fluorosis karena keduanya bersifat melawan prosedur etsa.2
3. Konsentrasi
asam. Konsentrasi 30%-50% adalah yang paling efektif dan banyak terdapat di
pasaran.1,3 Konsentrasi 37% merupakan konsentrasi terbanyak di
pasaran. Konsentrasi lebih dari 50% dapat menyebabkan pembentukan monokalsium
fosfat monohidrat pada permukaan teretsa yang menghambat kelarutan lebih
lanjut.1
4. Tipe
asam yang digunakan. Ada 2 macam tipe asam yang dapat digunakan untuk etsa
yaitu gel dan larutan encer. Tipe larutan encer mudah untuk digunakan tetapi
sangat sulit untuk mengontrol flow cairan.2,3 Gel fosforik
dengan viskositas tinggi seperti Caulk Gel Etchant atau Ultradent Etching Gel
lebih mudah untuk dikontrol secara klinis.2 Dalam pembuatannya,
gel tersebut seringkali dibuat dengan menambah silika koloidal atau butiran
polimer ke dalam asam.
. Pada umumnya etsa dipasok dalam bentuk gel agar
peletakan bahan dapat lebih dikendalikan. Selama peletakan usahakan agar
gelembung udara antara kedua bahan tidak masuk karena jika ada gelembung
udara daerah tersebut tidak dapat teretsa. 1
Setelah dietsa, asam harus dibilas dengan air selama 20
detik, kemudian enamel dikeringkan. Tanda keberhasilan etsa tampak pada
permukaan enamel yang berwarna putih salju. Enamel ini harus dijaga agar tetap
kering sampai resin diletakkan, tujuannya untuk membentuk ikatan yang baik.
Kontak dengan saliva atau darah misalnya, walaupun hanya sebentar dapat
menghalangi pembentukan resin tag yang efektif dan mengurangi kekuatan ikatan.
Jika terjadi kontaminasi, kontaminan harus segera dibersihkan, enamel
dikeringkan serta dietsa kembali selama 10 detik (lebih singkat dari waktu etsa
awal). 1,3
1. Anusavice,
K.J. 2004. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Edisi 10. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Hlm 251-253.
2. Jordan, R.E. 1992. Esthetic Composite Bonding
Techniques and Materials 2nd Ed. St.Louis, Missouri :
Mosby Year Book. Page 38.
3. Mc Cabe, J.F. 1990. Applied Dental Materials 7th Ed.
Oxford : Blackwell Scientific Publications. Page 157-159.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar